Proses transisi pemerintahan dari Presiden Jokowi ke Presiden terpilih Prabowo Subianto dinilai akan berjalan mulus. Sebab keduanya dinilai saling percaya dan saling mendukung.
“Saya melihat Pak Jokowi secara pribadi memiliki kecocokan yang dalam kepada Pak Prabowo, keduanya saling percaya, saling mendukung dan itu bagus untuk keberlanjutan program Indonesia maju 2045,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari, Selasa, 30 April 2024.
“Dan saya melihat ini peralihan akan mulus insyaallah saya kira Pak Prabowo beruntung dia transisinya akan lebih mulus dibandingkan dengan yang lain-lain,” ucapnya.
Qodari mencontohkan proses peralihan pemerintah 2004 dari Megawati Soekarnoputri ke pesaingnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Termasuk pada 2014 dari SBY atau Demokrat ke Presiden Jokowi atau PDI relatif berjalan kurang begitu mulus.
Sebaliknya perpindahan dari Presiden Jokowi ke Prabowo diprediksi akan lebih lancar karena keduanya masih dalam satu tim.
“Tahun 2004 misalnya dari Megawati ke SBY itu kan kompetitor sebuah patahan sejarah kemudian dari SBY ke Pak Jokowi waktu itu juga Demokrat dan PDIP juga adalah kompetitor, sekarang Pak Jokowi ke Pak Prabowo adalah kerja sama,” ucapnya.
“Bahkan Pak Prabowo bisa berproses dengan duduk di sebelah Pak Jokowi yang sudah melihat bagaimana rapat dipimpin dan keputusan-keputusan diambil,” imbuhnya.
Untuk saat ini agar proses transisi berjalan lancar, Qodari mendorong mulai dilakukan sinkronisasi rencana-rencana program kerja Prabowo dengan dukungan dari program Presiden Jokowi.
“Nah mungkin juga yang bisa dilakukan pada saat ini adalah sinkronisasi rencana-rencana program Pak Prabowo persiapan-persiapan program Pak Prabowo dengan dukungan Pak Jokowi, menurut saya itu tidak masalah tidak ada kendala apabila presiden petahana membantu presiden berikutnya,” ungkapnya.
“Program-program besar Pak Prabowo sudah mulai disiapkan dari sekarang dan itu sangat bagus karena pada hari pertama Pak Prabowo menjadi presiden dan dilantik menjadi presiden dengan menteri-menterinya sudah bisa berlari kencang,” tambahnya.
Bahkan Qodari mengusulkan dalam waktu 3 atau 4 bulan sebelum berakhirnya masa pemerintahan, Presiden Jokowi melakukan pergantian menteri di mana para menteri itu nantinya jika berkinerja bagus akan dilantik kembali oleh Prabowo.
“Bahkan mungkin ini satu usulan atau satu ide dari saya bahwa sebagian menteri-menteri Pak Prabowo itu sudah dipersiapkan dari zaman Pak Jokowi, nanti ada reshuffle kabinet kira-kira 3 atau 4 bulan sebelum berakhirnya masa Pak Jokowi,” usulnya.
Selain itu, Menurutnya, kedua tokoh yang dulunya bertarung sangat sengit berkompetisi pada Pilpres 2014 dan 2019 itu, kini menjadi tidak bisa dipisahkan atau dipecah belah oleh pihak manapun.
“Dua-duanya kompak dan menurut saya cerita Pak Prabowo itu merupakan sinyal atau pesan terbuka kepada pihak di luar bahwa mereka berdua tidak bisa dipecah belah, dan Pak Prabowo tidak bisa dipaksa untuk memilih Pak Jokowi atau tokoh lainnya,” ujar Qodari.
No comments:
Post a Comment