Pemerintah memutuskan untuk melakukan relokasi secara permanen terhadap korban erupsi Gunung Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut). Presiden Joko Widodo memerintahkan menteri terkait untuk segera mempercepat penyelamatan agar para pengungsi mendapat permukiman.
"Yang pertama kita akan menyelesaikan urusan pengungsi, karena tata ruang yang ada mereka tidak boleh kembali ke tempat asal sehingga diperlukan relokasi untuk pemukiman yang harus dipercepat," ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas penanganan pengungsi erupsi Gunung Ruang, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (3/5) siang.
Pemerintah, Jokowi menambahkan, juga akan segera menyelesaikan masalah pertanahan, perumahan, dan tmata pencaharian masyarakat sekitar. Untuk Jokowi memerintahkan Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memastikan tanah yang menjadi tujuan relokasi penduduk sudah clean and clear.
"Penting untuk pendataan penduduk yang bersedia direlokasi, kemudian pastikan bahwa lokasi yang dituju sudah clean and clear. Ini nanti Pak Menteri ATR di lapangan dilihat betul," kata Jokowi.
Erupsi Gunung Ruang sejak 16 hingga 30 April telah menyebabkan sekitar 9 ribu warga mengungsi. Sebanyak 12 ribu penduduk juga harus dievakuasi. Operasional bandara telah ditutup.
Merespon arahan Presiden Jokowi ini, AHY menjelaskan opsi relokasi secara permanen diputuskan karena erupsi Gunung Ruang sudah terjadi beberapa kali.
Ia menjelaskan penduduk yang akan direlokasi sebanyak 301 Kepala Keluarga (KK). Mereka bakal dipindahkan ke Desa Modisi, Kecamatan Pinolosian Timur, Bolaang Mongondow Selatan.
“Desa Modisi dipilih sebagai lokasi permukiman yang baru karena dinilai sesuai dengan mata pencaharian mayoritas warga di Kabupaten Sitaro, yakni nelayan dan petani kelapa,” AHY menegaskan.
No comments:
Post a Comment