Wakil Presiden RI (Wapres), KH Ma’ruf Amin, mengingatkan kepada para orang tua agar tidak menyalahkan takdir terhadap kondisi anaknya yang stunting. Menurut Wapres yang juga Ketua Pengarah Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat pusat ini, stunting dapat dicegah dan ditangani dengan cara yang benar. Menurutnya, kondisi anak yang mengalami stunting merupakan bagian dari konsekuensi pengasuhan yang dilakukan orang tua terhadap anaknya, baik ketika sebelum dan di dalam kandungan maupun pada 1000 hari pertama kehidupan.
“Menghadapi anak stunting jangan hanya tawakkal, tapi harus introspeksi diri atas pengasuhan anak, dan harus dilakukan pencegahan dan penanganan yang benar” kata KH Ma’ruf Amin di dalam acara Halaqoh Nasional Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting pada Kamis (6/10/202) di Istana Wakil Presiden RI, Jakarta Pusat.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden yang juga mantan Ketua Umum MUI Pusat juga meluruskan pandangan yang salah tentang tawakkal dan usaha. Menurutnya, sebagian orang memandang tawakkal diartikan pasrah tanpa usaha. Padahal menurutnya, merujuk pandangan ulama terkemuka Syekh Nawawi al-Bantani, keduanya tidak bisa dipertentangkan.
“Menurut Syekh Nawawi al-Bantani, tawakkal dan sebab tidak saling menegasikan. Tawakkal itu tempatnya di hati. Sementara sebab tempatnya di dalam kerja-kerja kita. Karena itu, tawakkal tidak menegasi dan menafikan sebab. Tawakkal dan sebab, dua-duanya harus kita lakukan, karena tempatnya berbeda,” kata Kiai Ma’ruf Amin.
Dalam konteks mencegah anak stunting, menurut Wakil Presiden, orang tua harus melakukan upaya-upaya yang baik untuk anak, seperti pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan, pemberian makanan pendamping ASI setelah 6 bulan, dan pemberian makanan bergizi, agar anak tidak mengalami stunting. Sementara pada saat yang bersamaan, orang tua harus bertawakkal atas hasil usahanya kepada Allah SWT. Jadi, menurutnya, tawakkal bukan berarti tidak melakukan upaya-upaya untuk menghindar dari sebab-sebab terjadinya keburukan.
Dalam kesempatan tersebut, Kiai Ma’ruf Amin juga mengingatkan perintah al-Qur’an untuk memberikan ASI (Air Susu Ibu) kepada bayi yang baru lahir. Mengutip sebuah ayat di dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 233, Kiai Ma’ruf Amin menjelaskan pentingnya memberikan ASI dan larangan memutuskan pemberian ASI sebelum masanya.
“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Kalau sampai tidak memberi ASI, maka ada syaratnya di dalam fikih. Syaratnya, harus bermusyawarah dan berkonsultasi pada ahlinya, yakni ahli kesehatan. Kalau menghentikan ASI sebelum dua tahun harus konsultasi kepada ahli kesehatan, bahaya atau tidaknya, dan memperoleh persetujuan dari ayah bayi,” tegasnya.
Ajaran-ajaran agama semacam ini, menurut Kiai Ma’ruf Amin, dapat didayagunakan sebagai cara untuk mencegah anak dari stunting. Stunting merupakan kondisi negatif yang harus dihindari, di mana hal tersebut merupakan kewajiban bagi umat Islam.
“Berikanlah pengasuhan yang baik pada anak. Ayah dan ibu, laki-laki dan perempuan berkewajiban mengasuh anak dengan penuh tanggung jawab lahir dan batin, dunia dan akhirat. Pengasuhan di keluarga merupakan salah satu faktor pembentuk karakter dan kualitas manusia Indonesia ke depan. Anak itu adalah tanggung jawab, amanah yang diberikan oleh Allah SWT, kepada orang tuanya” pungkasnya.
No comments:
Post a Comment