Muktamar ke-20 IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) mengangkat tema "Bersatu Menuju Indonesia Berdaulat". Acara yang dihelat di Komplek Jakabaring Palembang dari tanggal 1-3 Maret 2024 itu dihadiri dan dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia pada Jumat (1/3).
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam sambutannya mengatakan dirinya menghadiri kegiatan Muktamar IMM ke-20 sebab IMM merupakan organisasi yang sangat penting. Ia mengpresiasi peran aktif kader IMM dalam menjalankan agenda kebangsaan, termasuk dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 yang berjalan lancar.
“Kenapa saya capek-capek datang ke Palembang ini? Karena IMM itu adalah organisasi penting dan acara Muktamar IMM juga sangat penting. Maka, saya putuskan saya datang,” ujar Jokowi.
Melihat kondisi politik dan landscape ekonomi global yang terus berubah disebabkan perkembangan teknologi, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia perlu melakukan hirilisasi agar pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terus melompat naik.
“Menurut saya anak muda Indonesia tidak apatis terhadap politik, justru pemuda punya kemauan besar untuk kontribusi bagi kemajuan bangsa. Kita tau geopolitik global saat ini sulit untuk dihitung, sangat sulit dikalkulasi, ekonomi global juga sama, ketidakpastiannya sulit dikalkulasi. Dalam lompatan pertumbuhan ekonomi Indonesia harus melakukan hirilisasi,” jelas Jokowi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan rasa syukur atas pembukaan Muktamar yang dapat dihadiri langsung oleh Presiden RI. Ia berharap Muktamar IMM ke-20 menjadi Muktamar yang aman dan damai, sekaligus menghasilkan keputusan terbaik.
Menurutnya, bangsa Indonesia perlu bersatu kembali. Persatuan Indonesia merupakan value yang harus menjadi bingkai dalam kehidupan bernegara. Seperti halnya air dan minyak yang pada dasarnya sulit untuk bersatu. Namun Indonesia yang sangat majemuk dapat bersatu dalam proses yang panjang.
“Kaum muda harus dapat merawat persatuan dan kesatuan yang telah dibangun hingga saat ini. Maka merawat persatuan dan kesatuan hari ini bagi kaum muda merupakan tugas mulia. Perlu lapang hati sedalam jiwa yang dimiliki. Karena perbedaan adalah bunga demokrasi yang tidak boleh dirusak,” terangnya.
Guru Besar Sosiologi UMY tersebut berpesan agar IMM sebagai generasi intelektual Muhammadiyah yang memiliki cita-cita membangun umat dan bangsa dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin, tidak merasa diri paling sempurna. IMM harus mampu merancang masa depan yang abadi dengan modal kesalehan berbasis iman dan takwa, cerdas berilmu, mandiri, peran sosial yang tinggi, penghidmatan yang tulus untuk bangsa dan negara.
Ketua Umum DPP IMM Abdul Musawir Yahya menyampaikan pandangan dan harapan terhadap masa depan Indonesia, terutama mengenai peran generasi muda dalam mencapai Indonesia Emas.
Menurutnya, Indonesia sedang menghadapi era penting menuju era keemasan. Di tahun 2030, Indonesia diperkirakan akan mengalami puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif (15-60 tahun) diprediksi mencapai 190 juta atau 69,3% dari total populasi.
Abdul menekankan pentingnya mengelola potensi ini dengan baik, karena dapat menjadi modal penting dalam mencapai Indonesia Emas 2045 dan meningkatkan peringkat Indonesia menjadi negara maju. Namun, jika gagal mengelola, dapat terjadi petaka demografi dengan berbagai permasalahan sosial yang muncul.
Ia juga menyoroti perubahan budaya yang didorong oleh kecepatan teknologi informasi saat ini. Menurutnya, perubahan budaya ini harus dipandu oleh kewarasan dan sikap bijaksana. Hal ini penting agar nilai-nilai agama dan kebudayaan bangsa tetap menjadi landasan dalam kehidupan bernegara, dan Indonesia dapat menjadi simbol peradaban maju.
“Problem kebangsaan hari ini tidak boleh lepas dari perhatian kaum muda, termasuk generasi muda IMM. Oleh karena itu, upaya sistematis perlu dilakukan oleh negara dan masyarakat, termasuk generasi muda, untuk meningkatkan peluang Indonesia menjadi negara maju ke depan,” ungkap Abdul.
No comments:
Post a Comment