Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan dua pelabuhan di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng) siap diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), setelah rampung dilakukan perbaikan atau direhabilitasi akibat rusak pasca diterjang bencana gempa bumi.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Capt Antoni Arif Priadi dalam keterangan di Jakarta, Senin, mengatakan dua pelabuhan yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi pascabencana gempa bumi yang melanda pada 28 September 2018 lalu, yakni Pelabuhan Pantoloan dan Pelabuhan Wani.
"Kedua pelabuhan tersebut rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 27 Maret mendatang. Ini menjadi tonggak penting dalam memulihkan perekonomian di Sulawesi Tengah, khususnya di Kota Palu dan Kabupaten Donggala, serta daerah-daerah lainnya yang berperan sebagai penyangga ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah,” kata Antoni.
Antoni menyatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan program rehabilitasi dan rekonstruksi pelabuhan-pelabuhan di Teluk Palu. Program tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mengembalikan fungsi pelayanan dan operasional optimal serta meningkatkan kapasitas dan efisiensi sektor perhubungan laut di wilayah tersebut.
“Hal itu adalah salah satu langkah strategis untuk mendukung pemulihan ekonomi dan infrastruktur pascabencana alam yang menghantam wilayah Sulawesi Tengah,” ujar Antoni.
Dia menyebut sejumlah fasilitas yang direhabilitasi meliputi pembongkaran/replacement struktur eksisting yang rusak dan pekerjaan pembangunan fasilitas pelabuhan sisi laut dan sisi darat, seperti pembangunan dermaga beserta apron dermaga, area cargo multipurpose, terminal penumpang, gedung Kantor KSOP berserta fasilitas publik lainnya.
Antoni mengungkapkan hal tersebut dilakukan sesuai amanat Presiden melalui Inpres Nomor 10 Tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi dan Tsunami di Provinsi Sulteng dan wilayah terdampak lainnya.
Dia mengatakan bahwa pemerintah telah menjalin kerja sama dengan Asian Development Bank (ADB) untuk membenahi kerusakan infrastruktur dan fasilitas akibat bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan sekitarnya.
“Salah satu fokus kerja sama ini adalah perbaikan rehabilitasi dan rekonstruksi fasilitas pelabuhan Kawasan Teluk Palu,” kata Antoni pula.
Antoni merinci rehabilitasi Pelabuhan Wani meliputi pembangunan dermaga sepanjang 150 meter, trestle sepanjang 28 meter, gedung kantor wilker, garasi kapal negara, dan masjid. Pelabuhan Wani memiliki kapasitas layanan eksisting kargo sebesar 82.000 ton per tahun dan mampu melayani kapal terbesar 6.000 DWT.
Sedangkan rekonstruksi Pelabuhan Pantoloan meliputi rehabilitasi trestle sepanjang 93 meter, dermaga sepanjang 169 meter, perpanjangan struktur atas dermaga, dan gedung kantor KSOP seluas 1.500 meter persegi.
Pelabuhan Pantoloan memiliki kapasitas layanan eksisting peti kemas sebesar 160.000 TEUs per tahun dan mampu melayani kapal terbesar 30.000 DWT.
Antoni menambahkan, secara nasional tujuan dari rekonstruksi pelabuhan tersebut untuk meningkatkan kapasitas layanan pelabuhan sebagai pusat simpul aktifitas dan konektivitas logistik serta sebagai penyangga Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Kementerian Perhubungan mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak dalam penyelesaian program rehabilitasi dan rekonstruksi ini. Kami berharap pelabuhan-pelabuhan yang telah direvitalisasi akan menjadi tulang punggung dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan konektivitas wilayah Sulawesi Tengah," kata Antoni pula.
No comments:
Post a Comment