Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) menyoroti suara-suara dari pihak-pihak adat Dayak yang melontarkan kritikan terhadap pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim).
Menurut Wakil Presiden Urusan Internal MADN Andersius Namsi, kritikan sangat penting dalam sebuah pembangunan. Akan tetapi kritik itu harus bernilai positif dan membangun.
Andersius Namsi mengatakan, di tengah-tengah masyarakat adat Dayak banyak yang mengembangkan kemampuan dirinya sebagai Panglima Dayak guna menolong dan memberikan perlindungan kepada masyarakat adat Dayak bila diperlukan. Meski begitu para panglima tidak melakukan pengutukan, tetapi kritik yang konstruktif.
“MADN sangat prihatin atas seorang warga Dayak mengaku sebagai Panglima yang mengutuk proyek pembangunan IKN di Kaltim itu,” ujar Andersius Namsi dalam keterangannya, Minggu (24/3).
Dia menuturkan, masyarakat Dayak melalui organisasi Majelis Adat Dayak Nasional sudah membuat deklarasi bersama yang mendukung IKN di Kaltim pada 2023. Jika dalam pembangunan ada yang salah, maka pihak adat Dayak mengingatkan Pemerintah dan pemangku kekuasaan dalam pembangunan IKN.
Andersius Namsi menyadari bahwa masyarakat boleh berbeda pendapat dan melakukan kritik kepada pemerintah dalam pembangunan IKN. Namun, kritik itu adalah kritik yang membangun dan ada solusinya. Bukan yang destruktif.
"Panglima Dayak itu tugasnya mengawal dan memastikan masyarakat adat Dayak tetap aman dan dapat bekerja dengan baik, bukan mengutuk,” tutup Namsi.
No comments:
Post a Comment