Resesi mulai mengintai perekonomian global, sudah dua negara maju yang jadi korban terjun ke jurang resesi ekonominya. Negara tersebut adalah Jepang dan Inggris. Melihat kondisi ini semua negara pun makin waspada dengan situasi ketidakadilan ekonomi yang terjadi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri menegaskan Indonesia sangat jauh dari kata resesi. Kinerja perekonomian Indonesia yang sip dinilai Jokowi masih kuat mengarungi krisis dan ketidakpastian ekonomi global.
Jokowi bilang angka probabilitas resesi Indonesia masih sangat rendah, bahkan bedanya jauh dari negara-negara besar lainnya. Cuma 1,5% saja.
"Kita patut kita syukuri, probabilitas Indonesia masih di angka 1,5%. Ini yang harus kita jaga," sebut Jokowi dalam sambutannya di Rapim TNI Polri, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (28/2/2024).
Ekonomi Indonesia dipaparkan Jokowi tumbuh 5,05% di tahun 2023. Dengan catatan inflasi terkendali rendah di 2,57%.
Kesejahteraan sosial juga meningkat karena angka kemiskinan turun ke level 9,36% dan pengangguran turun ke level 5,32%. Selain itu, Gini Ratio yang menggambarkan ketimpangan di sebuah negara juga turun di angka 0,388 poin.
Jokowi mengungkapkan negara yang berpotensi terjun ke jurang resesi dalam waktu dekat adalah Jerman, menyusul Jepang dan Inggris. Pasalnya, probabilitas atau kemungkinan resesinya sudah mencapai 72%.
"Probabilitas resesi sudah melanda negara-negara besar. Sebagai contoh Jerman sudah di angka 72%. Kemungkinan bisa masuk ke resesi," ungkap Jokowi.
Bukan cuma Jerman, ekonomi Uni Eropa juga tercatat memiliki angka probabilitas resesi yang cukup tinggi hingga 60%. Sementara itu Amerika Serikat di angka 40%.
Sebelumnya, Jokowi menyoroti pelemahan ekonomi yang terjadi di beberapa negara maju dalam Sidang Kabinet Paripurna. Dia berpesan agar Indonesia juga mulai waspada dengan situasi ekonomi global. Khususnya dalam rangka menyusun Kerangka Ekonomi Makro 2025.
"Mengikuti situasi dan ketidakpastian ekonomi global, kita tahu semuanya beberapa negara sudah masuk ekonominya ke resesi seperti Jepang dan Inggris yang baru saja masuk resesi itu," ungkap Jokowi dalam arahannya dalam Rapat Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (26/2/2024) kemarin.
Menurutnya, perlu ada penyusunan target pertumbuhan ekonomi yang penuh kehati-hatian. Antisipasi tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi juga harus diperhatikan karena ada tantangan ekonomi global.
"Antisipasi dalam menyusun target pertumbuhan juga harus mencerminkan kehati-hatian dan optimisme, tak lupa kredibilitas harus tetap kita jaga," beber Jokowi.
No comments:
Post a Comment